Dee photo

Dee

Dee Lestari, is one of the bestselling and critically acclaimed writers in Indonesia.

Born in January 20, 1976, she began her debut with a serial novel: Supernova in 2001. Supernova’s first episode, Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (The Knight, The Princess, and The Falling Star), was sold phenomenally, achieving a cult status among Indonesian young readers. She has published four other episodes: Akar (The Root), Petir (The Lightning), Partikel(The Particle), and Gelombang (The Wave).

Aside of the Supernova series, Dee has also published a novel titled Perahu Kertas (Paper Boat), and three anthologies: Filosofi Kopi (Coffee’s Philosophy), Madre, and Rectoverso — a unique hybrid of music and literature.

Dee also has an extensive music career, producing four albums with her former vocal trio, and two solo albums. She has been writing songs for renowned Indonesian artists.

Perahu Kertas (Paper Boat) was turned into a movie in 2009, marking Dee’s debut as a screenplay writer. The movie became one of the national's block busters. Following the same path, Madre, Filosofi Kopi, Madre, and Supernova KPBJ, were made into movies.

In February 2016, Dee released the final episode of Supernova, Inteligensi Embun Pagi (Intelligence of the Morning Dew). All Dee’s books are published by Bentang Pustaka.


“Menjadi kuat bukan berarti kamu tahu segalanya. Bukan berarti kamu tidak bisa hancur. Kekuatanmu ada pada kemampuanmu bangkit lagi ketika berkali-kali jatuh. Jangan pikirkan kamu akan sampai dimana dan kapan. Tidak ada yang tahu. Your strength is simply your will to go on”
Dee
Read more
“Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap.”
Dee
Read more
“Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya.”
Dee
Read more
“Jingga di bahumu. Malam di depanmu. Dan bulan siaga sinari langkahmu. Teruslah berjalan. Teruslah melangkah. Kutahu kau tahu. Aku ada.”
Dee
Read more
“Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.”
Dee
Read more
“Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakannya dengan sia-sia.”
Dee
Read more
“His long arms stretch out like comforting pillars, supporting my whole being in his embrace.”
Dee
Read more
“Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu.”
Dee
Read more
“Cinta bukanlah dependensi, melainkan keutuhan yang dibagi.”
Dee
Read more
“Masih perlukah aku bertanya atas sesuatu yang sebetulnya sudah kuketahui jawabannya?”
Dee
Read more
“Kamu benar, Puteri. Perasan itu sudah mengkristal.Dan akan kusimpan. Selamanya.”
Dee
Read more
“Perjalanan hati itu bukannya tanpa resiko.”
Dee
Read more
“Sebenarnya diri kita sendirilah yang paling susah diduga.”
Dee
Read more
“Kenangan itu cuma hantu di sudut pikiran. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia akan tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”
Dee
Read more
“Tanpa kekosongan, siapa pun tidak akan bisa memulai sesuatu.”
Dee
Read more
“Bagaimana hampa bisa menyakitkan? Hampa harusnya berarti tidak ada apa-apa. Tidak ada apa-apa berarti tidak ada masalah. Termasuk rasa sakit.”
Dee
Read more
“Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak?”
Dee
Read more
“Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya.”
Dee
Read more
“Banyak hal yang tak bisa dipaksakan, tapi layak diberi kesempatan.”
Dee
Read more
“Buat apa ia pelihara luka hati yang cuma bikin matanya berair?”
Dee
Read more
“Langit begitu hitam sampai batasnya dengan Bumi hilang. Akibatnya, bintang dan lampu kota bersatu, seolah-olah berada di satu bidang. Indah, kan?”
Dee
Read more
“Cinta tidak hanya pikiran dan kenangan. Lebih besar, cinta adalah dia dan kamu. Interaksi.”
Dee
Read more
“Sejarah memiliki tampuk istimewa dalam hidup manusia, tapi tidak lagi melekat utuh pada realitas. Sejarah seperti awan yang tampak padat berisi tapi ketika disentuh menjadi embun yang rampuh.”
Dee
Read more
“Hidup ini cair. Semesta ini bergerak. Realitas berubah.”
Dee
Read more
“Kalau bebas sudah jadi keharusan, sebetulnya bukan bebas lagi, ya?" cetus Mei kalem”
Dee
Read more
“Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan. Mencari Herman”
Dee
Read more
“Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto."Gombal? Aku positif tidak mengerti."Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!" Filosofi Kopi”
Dee
Read more
“Banyak sekali orang yang doyan kopi tiwus ini. Bapak sendiri ndak ngerti kenapa. Ada yang bilang bikin seger, bikin tentrem, bikin sabar, bikin tenang, bikin kangen... hahaha! Macem-macem! Padahal kata Bapak sih biasa-biasa saja rasanya, Mas. Barangkali, memang kopinya yang ajaib. Bapak ndak pernah ngutak-ngutik, tapi berbuah terus. Dari kali pertama tinggal di sini, kopi itu sudah ada. Kalau 'tiwus' itu asalnya dari almarhumah anak gadis Bapak. waktu kecil dulu, tiap dia lihat bunga kopi di sini, dia suka ngomong 'tiwus-tiwus' gitu," dengan asyik Pak Seno mendongeng. Filosofi Kopi”
Dee
Read more
“Akan tetapi, yang benar-benar membuat tempat ini istimewa adalah pengalaman ngopi-ngopi yang diciptakan Ben. Dia tidak sekadar meramu, mengecap rasa, tapi juga merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi. Filosofi Kopi”
Dee
Read more
“Kau hadir dalam ketiadaan,Sederhana dalam ketidakmengertian.Gerakmu tiada pasti,Namun aku selalu disini,Menantimu..Entah mengapa..[Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh]”
Dee
Read more
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya. Filosofi Kopi”
Dee
Read more
“Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.”
Dee
Read more
“hati kamu mungkin memilihku, seperti juga hatiku selalu memilihmu. Tapi hati bisa bertumbuh dan bertahan dengan pilihan lain. Kadang, begitu saja sudah cukup. Sekarang aku pun merasa cukup.”
Dee
Read more
“Kamu hebat,” decaknya, “itu memang keajaiban. Saya bisa merasakan, anak-anak tadi nyaman banget dengan diri mereka sendiri. Kamu berhasil memancing karakter mereka keluar. Mereka jadi percaya diri, punya harga diri. Punya kebanggaan”
Dee
Read more
“Gy, jalan kita mungkin berputar, tetapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri. Satu saat kamu akan jadi penulis dongeng yang hebat. Saya yakin”
Dee
Read more
“Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu.”
Dee
Read more
“Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu”
Dee
Read more
“Itulah cinta.Itulah Tuhan.Pengalaman bukan penjelasan.Perjalanan bukan tujuan. Pertanyaan yg sungguh tidak berjodoh dgn segala jawaban.”
Dee
Read more
“Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.”
Dee
Read more
“Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.”
Dee
Read more
“Kendati batas antara kebebasan dan ketidakpedulian terkadang saru”
Dee
Read more
“Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intanYang membekukan air mata menjadi kristal garam?Sahabatku menjawab: WaktuHanya waktu yang mampu”
Dee
Read more
“Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, ga akan pernah jadi kenyataan”
Dee
Read more
“Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh”
Dee
Read more
“Kamu takut. Kamu takut karena ingin jujur. Dan kejujuran menyudutkanmu untuk mengakui kamu mulai ragu.”
Dee
Read more
“karena sesungguhnya justru dalam ketidakpastiaan manusia dapat berjaya, menggunakan potensinya untuk berkreasi”
Dee
Read more
“Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya. Bagaimana kalau ternyata itulah pelacuran yg paling hina?”
Dee
Read more
“Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.”
Dee
Read more
“Momentum tidak dapat dikejar. Momentum hadir. Begitu ia lewat ia tidak lagi sebuah momentum. Ia menjadi kenangan. Dan kenangan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Kenangan adalah batu-batu di antara aliran sungai. Anda seharusnya menjadi arus bukan batu.”
Dee
Read more
“Kenangan itu cuma hantu disusut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu. nggak akan pernah jadi kenyataan.”
Dee
Read more