Fenny Wong writes mainly romance fiction, ranging from contemporary to ones with a dash of fantasy.
She is currently creative directing at her eponymous fashion label: http://fennywong.com
“Putri mana, pangeran mana... yang tidak terkurung? Kau dalam kastilmu, aku dalam tanggung jawabku. Nafsuku. Dendamku.”
“Jika mawar itu berduri, tusuklah hingga merah darahku, agar aku terbangun pada kenyataan tanpa dirimu.”
“Karena aku tahu di ujung cinta ini tidak ada kebahagiaan, tapi aku tetap jatuh ke dalamnya.”
“Ada jenis kesedihan yang berbeda daripada yang selalu ia rasakan ketika menangis. Kesedihan yang membuatnya ingin tersenyum tipis karena itu membuatnya yakin bahwa segalanya akan baik-baik saja.”
“Bernostalgia selalu terasa menyedihkan, walau di dalam kesedihan itu ada keindahan yang misterius.”
“Kau lahir penuh harapan dan kau memberiku sedikit harapan itu.”
“Sakura menekan tombol teleponnya, menelepon orang yang sempat melintas dalam hidupnya itu. Meninggalkan jejak, meninggalkan bekas, tapi tidak pernah muncul kembali. Apakah ia hanya melintas, lalu pergi?”
“Kau akan mengerti bahwa sebuah keinginan yang amat kuat bisa membuat kekuatan yang luar biasa.”