“Kadang, hidup begitu tegas tak menawarkan kesempatan lebih dari sekali, dan sebaiknya aku terima peluang yang ditawarkan oleh kehidupan itu”
“Tuhan, terserah Engkau saja.' Begitulah bunyi doaku. Singkat. Padat. Dan, pasrah.”
“Aku merasa sedang dipermainkan oleh nasib, tenggelam ke dalam mimpi berlapis-lapis, mimpi yang di dalamnya ada mimpi lagi, lagi dan lagi.”
“Bahwa Tuhan selalu mengabulkan doa orang-orang yang memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mewujudkan harapan.”
“Kita boleh saja bermimpi sesuka hati... tapi jangan karena mimpi itu belum tercapai lantas kamu putus asa.”
“Tak ada kegembiraan bagi setiap pencoba selain keberhasilan pada percobaan pertama yang dia lakukan.”
“Waktu itu, aku juga merasa sudah sangat mengenalmu. Aku yakin kita pasti sudah bertemu, sangat yakin. Hanya saja aku lupa kapan dan dimana pertemuan itu terjadi. Barangkali di sajak-sajak penyair yang tak pernah selesai, atau di halaman belakang sebuah roman yang berakhir tak bahagia,atau di dalam lirik-lirik lagu yang mendentingkan sunyi di telinga, atau di alun nada musik semesta yang kudengar semasa masih di rahim ibu. Entahlah.”
“Memang, ada banyak alasan kenapa aku harus menyerah, tetapi aku tidak akan melakukannya.”
“Ternyata aku lebih siap menghadapi 'kesenangan' daripada 'kehilangan', maka lahirlah kesedihan.”
“Kita tidak mungkin mundur hanya karena tahu lawan jauh lebih kuat.”
“Aku ceritakan kesedihanku kepada sungai agar sungai mengajariku bagaimana mengalir tanpa sedikitpun mengeluh.”
“Cinta yg bersyarat akan memudar tatkala syarat itu tak terpenuhi.”
“Janji hari ini akan berbeda keesokan harinya, apalagi yg bertahun-tahun.”