“Tidak setiap orang yang berlaku proletar adalah seorang proletar, dan tidak setiap orang yang berperilaku baik adalah seorang aristokrat”
“Atau mereka menganggap, memang beginilah bangsa kulit putih, yang merasa lebih tinggi dan lebih baik dari bangsa kulit berwarna mana pun ?”
“Begitukah semua orang, yang begitu lama meninggalkan negerinya, sehingga mereka tak betah lagi dimana pun, baik Belanda maupun di Hindia? Atau, kita akan terbiasa lagi, bila saja mempunyai keluarga, sebuah home?”
“Dirasakannya cintanya, cinta yang mudah, sederhana dan bermaksud baik. Dan ia tak sampai hati melukainya. Bagaimana mungkin ia bisa berfikir, berkata terhadap cinta yang tidak rumit ini.”
“Seperti juga bagi orang-orang pribumi lain, bagi Salim itu pun logika yang tidak bisa diusik-usik. Bila kita kuli kontrak, kita pun kehilangan semua kemanusiaan dan hak kita. Kita harus selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh seorang tuan administratur untuk melakukannya, dan karena itu akan sangat ganjillah bila kita harus sakit karena satu pon daging busuk”
“Sebab, orang kulit putih tidak berbohong, tidak mencuri, dan tidak menipu. Demikian menurut pikiran mereka yang rendah hati dan penuh hormat itu. Dan, jika pun tidak beres..! Apa pula yang mereka ketahui tentang cara orang orang putih yang begitu sibuk itu menghitung. Bagi kebanyakan mereka pun tidak menjadi soal berapa yang mereka terima. Bagi mereka uang hanyalah alat untuk berjudi. Dan perbedaan antara banyak dan sedikit uang bagi mereka hanya berarti waktu berjudi lebih lama atau lebih singkat.”