Margareta Astaman selalu punya mimpi gila: Dia ingin hidup sebagai tukang cerita. Sebuah pekerjaan idealis yang bahkan tidak bisa didefinisikan dalam KTP.
Bocah yang akrab dipanggil Margie ini sudah tergila-gila pada mengarang, bahkan sebelum dia bisa membaca. Bungsu dari tiga perempuan bersaudara kelahiran Jakarta, 14 Desember 1985 ini suka berjalan bolak balik bicara sendiri tentang cerita yang dia karang, usai mendapat inspirasi dari buku yang dibacakan ayahnya. Belajar menulis adalah satu hal yang dia sangat syukuri sebagai bocah karena dengan semangat ambil untung yang tinggi, dia bisa menjual coretannya pada nenek dan tante.
Menjelang remaja, Margie sempat setuju bahwa insinyur adalah profesi yang lebih penuh kepastian sehingga mengambil jurusan IPA di SMU Santa Ursula, dan bahkan sempat ikut pelatihan Olimpiade Biologi. Namun saat Margie mendapat pelatihan jurnalistik pertamanya, dia kembali teringat akan mimpi gilanya: menjadi seperti ‘tukang cerita’ Lima Sekawan, Enid Blyton.
Gadis yang menguasai bahasa Inggris, Perancis , Mandarin (dan tentunya Indonesia ) ini kemudian mulai aktif mempublikasikan tulisannya di majalah dan publikasi lain. Setelah lulus dengan predikat ‘teladan’, Margie memutuskan untuk semakin menggilai mimpinya dengan melanjutkan studi ke fakultas Jurnalisme Nanyang Technological University, Singapura.
Di sana, Margie menjadi penulis sekaligus project manager bagi majalah sekolahnya serta membuat dan mendesain portal jurnalisme bernama Journalism Wiki (www.world-journalism.org).
Kegilaan Margie bercerita semakin menjadi ketika dia mengenal alat story-telling yang luar biasa ampuh: kamera. Dunia fotografi telah membantunya memuaskan hobi lain, yaitu jalan-jalan gratis. Dengan modal kamera pinjaman, Margie telah melanglang berbagai negara, menjadi kontributor untuk kantor berita kawat Reuters, Majalah hidup dan mengadakan pameran di Asian Civilizations Museum, Singapura.
Margie bahkan yakin dia bisa gila betulan jika tak bisa lagi bercerita. Maka ketika ia kehilangan pendengar setianya, Margie terpaksa memulai blog http://margarittta.multiply.com, alat bercerita dunia maya yang juga telah membuahkan sebuah buku kumpulan blog berjudul ‘Have a Sip of Margarita.’
Margie kini memuaskan obsesinya bercerita lewat pekerjaannya sebagai Country Editor untuk MSN Indonesia dan Lifestyle Editor untuk MSN Singapura. Dia juga adalah blogger tamu untuk Kompasiana dan blogging mentor bagi pemegang beasiswa dari program Beswan Djarum, memacu setiap orang untuk mengingat apa yang selalu jadi perhatiannya, dan menggilainya bersama.