Robin Wijaya photo

Robin Wijaya


“Hujan menyisakan jejak basah. Seperti cintamu yang tertinggal disini. Selamanya.”
Robin Wijaya
Read more
“Setia adalah alasan kecilku untuk tetap mencintaimu”
Robin Wijaya
Read more
“Jangan paksa aku untuk melupakanmu. Karena mengurangi cinta ini sedikit saja sudah begitu sulit.”
Robin Wijaya
Read more
“Kenangan adalah satu-satunya cara untuk menyimpan cintamu agar tetap hidup.”
Robin Wijaya
Read more
“Aku memejamkan mata, berusaha menemukanmu di sana. Apakah kamu juga terjaga dengan mimpi yang sama?”
Robin Wijaya
Read more
“Tak ada yang tahu perasaan apa yang disimpan dalam hati seseorang, mungkin itu sebabnya kita sering menebak dan berharap.”
Robin Wijaya
Read more
“Aku ingin memilikimu, dari setiap bagian yang tak kupunya, hanya itu cara untuk membuatku menjadi lengkap.”
Robin Wijaya
Read more
“Karena cinta memaafkan segalanya. Kurang dan keliru.”
Robin Wijaya
Read more
“Rindu membuatmu bertanya, apa dia menyimpan rasa yang sama?”
Robin Wijaya
Read more
“Kalau kamu percaya takdir, aminkan dalam hati, kita bertemu lagi suatu hari nanti”
Robin Wijaya
Read more
“Kadang kita harus memilih bukan karena kita menginginkan pilihan tersebut, tapi hanya karena pilihan tersebut, segalanya akan lebih baik.”
Robin Wijaya
Read more
“Ketika kesenangan berganti dengan kehilangan, kita baru sadar kalau apa yang kita miliki terlalu berharga untuk ditukar dengan apa pun.”
Robin Wijaya
Read more
“Bukankah cinta tak pernah berdiri sendiri? Selalu ada dua orang yang tinggal di dalamnya. Sama-sama mencintai, mencintai dan membenci, atau saling membenci. Semuanya adalah bentuk perasaan yang mewakili cinta dua orang.”
Robin Wijaya
Read more
“Kalau cinta sudah memilih, kita hanya perlu mengikuti ke arah mana ia membawa kita.”
Robin Wijaya
Read more
“Tak seorang pun bisa kembali secara utuh setelah kita membuat lubang yang dalam di hatinya.”
Robin Wijaya
Read more
“Kadang cinta berkata: logika adalah salah, dan ia hanya membela rasa.”
Robin Wijaya
Read more
“Waktu tak pernah melenyapkan perasaan. Ia hanya menyekapnya di dalam ruang. Menunggu saat yang tepat untuk kembali.”
Robin Wijaya
Read more