Buat cewek yang lahir tanggal 14 Februari ini, menulis merupakan caranya berbagi pikiran, perasaan, mimpi, imajinasi, dan cita-citanya dengan orang lain. Ia ingin tulisannya bisa menggugah dan menginspirasi pembacanya, sama seperti tulisan kedua tokoh yang pertama-tama menginspirasinya untuk menulis: almarhum Umar Kayam dan Jostein Gaarder.
Banyak yang mengira Windhy mengoleksi kutipan orang-orang terkenal (mulai dari Ralph Waldo Emerson sampai Detektif Conan) yang sering ia selipkan dalam novel-novelnya. Padahal sebenarnya ia hafal! Kata-kata yang bagus itu langsung menempel hingga sewaktu-waktu dibutuhkan, ia tinggal mencomotnya dari ingatan dan sesekali mengecek ke Oom Google supaya lebih akurat.
Kesan, komentar, masukan, atau kritik teman-teman ditunggu di: [email protected]. Boleh juga add FB dengan alamat e-mail yang sama atau Windhy Puspita, atau kalau mau lebih real time, follow twitter-nya di @windhy_khaze.
“Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.”“Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.”“Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura – pura kuat”
“Kamu pernah merasakan sakit hati? Rasanya sakit sekali. Perih dan bikin mual, marah, dan sedih dalam satu waktu.”
“Tolong! Berhentilah bersikap baik sama semua orang. Beberapa orang bisa salah arti sama kebaikanmu itu… dan, berhenti deh, mengumbar kata ‘suka’ ke sembarang orang. Kamu bisa nyakiti hati seseorang tanpa kamu sadari.”
“Walaupun kita hebat di musik, olahraga, seni, ataupun sastra, selama kita nggak menguasai sains, kita tetap nggak akan dianggap pintar. Sebenarnya, apa salahnya hebat dalam suatu bidang yang nggak berhubungan sama angka?... Itu sama saja menganggap Beethoven itu bodoh, Van Gogh itu idiot, Pele itu bego, dan Shakespeare itu tolol.”
“Karena kamu nggak sadar kalau kamu keren itulah kamu jadi sangat keren. Orang yang menyukai dirinya sendiri apa adanya dan nggak pernah berusaha jadi orang lain adalah orang yang sangat keren.”
“Orang nggak bisa milih siapa bapaknya, ibunya, sukunya, warna kulitnya, jenis kelaminnya, bahkan kadang-kadang agamanya. Jadi konyol, kalau aku ngejauhi orang-orang gara-gara hal yang nggak bisa mereka pilih sendiri. Kayak orang bego aja.”
“Kamu nggak akan bisa menyenangkan hati semua orang, Sar. Itu sebabnya kamu harus belajar bilang ‘NGGAK’.”
“Impian itu seperti sayap. Dia membawamu pergi ke berbagai tempat. Kurasa, mamamu sadar akan hal itu. Dia tahu, kalau dia mencegah mimpimu, itu sama aja dengan memotong sayap burung. Burung tersebut memang nggak akan lari, tapi burung tanpa sayap sudah bukan burung lagi. Dan manusia tanpa mimpi, sudah bukan manusia lagi.”
“Kadang-kadang, kata-kata yang kita ucapkan emang nggak sesuai sama mukamu.”
“Sesekali, minta tolong nggak ada salahnya, kan?... Lagian itu bikin kamu kelihatan lebih manusiawai.”
“Tapi… karena nggak tahu apa-apa itulah, esok hari jadi sesuatu yang layak ditunggu, kan?”
“Orang yang nggak bisa menghargai dirinya sendiri, nggak akan pernah bisa menghargai orang lain.”
“karena terkadang ada beberapa hal yang harus dikatakan baru bisa dimengerti”
“Aku menyayangimu, sangat menyayangimu hingga kupikir aku tak perlu lagi mengatakannya”
“Bahwa hidup ini penuh misteri dan tidak sesederhana yang kamu bayangkan. Perbuatan terkadang tidak selalu cukup untuk mewakili perasaan, dalam beberapa hal kamu harus mengatakannya.”
“Setiap cerita memliki ruang tersendiri didalam hati.”
“Kau tahu apa artinya kehilangan? yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya”
“Kalau kita menolak memaafkan, kita sendiri yang menderita. Biasanya orang yang 'bersalah' tetap dengan gembira menjalani hidup sedangkan kita mengalami penderitaan batin yang berat.”
“Many people walk in and out of your life, but only true friends will leave footprints in your heart.”
“Kamu, Caraka Pamungkas, kamu yang harus jadi alasan Nathan untuk tetap hidup!”
“Emang, batas antara genius dan gila cuma setipis kertas!”
“Batas antara keras kepala dan bodoh itu sangat tipis.”
“Manusia itu lebih berani menghadapi apa pun kalau melakukannya demi orang yang dia sayangi.”
“Kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba, orang cenderung akan menolong kupu-kupu itu walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari..Tapi gimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu? Orang tetap nolong nggak? Padahal, keduanya sama. Di dunia ini, memang harus cantik supaya ditolong.”
“Dia yang harus membuat keputusan untuk dirinya, bukan Ibu, apalagi saya. Ini hidupnya. Jadi, tidak adil rasanya kalau orang lain yang memutuskan apa yang terbaik untuknya.”
“Orang yang baca banyak buku kayak kamu dan menguasai sejarah nggak mungkin bodoh. Kamu cuma sial karena hidup di tempat dan waktu yang salah. Tempat dan waktu ketika kamu dianggap bodoh kalau kamu nggak pintar dalam hal yang namanya sains.”
“Aku baca buku karena aku suka, bukan karena aku mengharap suatu penilaian dari orang-orang di sekitar aku. Bukan karena aku ingin dianggap hebat atau pintar atau berpendidikan atau beradab cuma karena udah baca sebuah karya sastra.”