“Buku yang kubacaselalu memberi sayap-sayap baru.Membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan,melintasi waktu dan peristiwa,berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.”
“Aku telah membuka semua pintu dan melepas merpati-merpati itu pergi. Tanpa pesan, tanpa persinggahan. Melintasi taman paling rindu tempat kau bunuh kenangan kita berkali-kali. Dan sungguh aku tak akan pernah memberinya denyut nadi lagi agar hidup kembali, seperti tokoh-tokoh kartun, yang dulu kau tonton di televisi....”
“Buku adalah benda luar biasa. Buku itu seperti taman indah penuh dengan bunga aneka-warna, seperti permadani terbang yang sanggup melayangkan kita ke negeri-negeri tak dikenal sebelumnya. ”
“Orang yang periang bisa diibaratkan sinar matahari,Yang membuat orang-orang di sekelilingnya ikut riang pula.Keriangan hati memberi sayap pada kaki, otot pada tungkai dan lengan, serta keluwesan pada setiap gerakan.”
“Pelangi dan tempayan emas di hujung pelangi adalah aksara kata-kata yang lahir mulus dari mulut ahli-ahli politik yang pandai bersilat lidah bermain kata-kata. Bagi golongan budayawan dan intelektual umumnya yang lebih penting bukannya janji-janji emas di hujung pelangi tetapi apakah upaya kita dalam melayari kehidupan ini. Yang penting adalah rasa kasih, rasa hormat, rasa empati, rasa cinta dan bukannya harapan emas di hujung pelangi.”
“Keajaiban hadir dengan cara-cara yang sederhana. Pada matahari yang terbit setiap hari, pada warna sayap kupu-kupu, dan pada kekuatan cinta orang-orang terkasihmu.”