“Menurut tauhid, banyak itu asalnya satu. Mesti ada satu dulu, baru ada dua, baru ada tiga, baru ada empat, seterusnya baru ada banyak. Tak ada satu sen, tak jadi sepuluh sen.Itu dalil Tuhan itu satu, Allah Maha Esa. Lain daripada satu maknanya baharu. Tiap-tiap yang baharu berubah-ubah, terjadi atau dijadikan, sama seperti jadi-jadian.”
“Tak ada satu hal pun tanpa bayang-bayang, kecuali terang itu sendiri.”
“Semuanya tak ada yang berubah. Satu-satunya yang berubah adalah kita sendiri. Bukan karena kita bertambah umur atau apalah. Bukan begitu. Kita hanya menjadi berbeda, itu saja”
“Ada banyak “tapi” yang tak bisa di jelaskan, ada banyak “tapi” yang tidak dapat diteruskan, karena “tapi” hanya akan memperburuk keadaan, karena saya tidak pernah bisa bersandar pada satu kata “tapi” yang tak pasti.”
“Kalau ada kemahuan dan usaha, 'halangan' tu adalah satu perkataan yang tak ada makna apa-apa”
“Seperti pohon...Di pokok kita masih satu, lantas kita berpisah di cabang. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan, ada yang terus ke atas, ada yang ke depan, ada yang ke belakang. Atau bilapun masih satu di cabang, kita nanti akan berpisah juga di ranting. Ke atas, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang...Saat kita kecil dulu, kita masih satu, masih anak kecil. Lantas sedikit demi sedikit waktu kita bikin kita beda. Waktunya makin banyak, beda kita tambah banyak.Itulah kita.”