“Penulis hanyalah orang-orang yang terlalu mencintai tulisan, terluka dan menangis saat kata-kata dilecehkan semena-mena.Bagaimana tulisan dan kata-kata akan mencintaimu jika kamu bahkan tidak mencintainya.”
“Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
“Cinta adalah perbuatan. Kata-kata dan tulisan indah adalah omong kosong.”
“Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”
“Mengapa kesatu harus disebut pertama? Tapi, tidak ada kata lain untuk kedua, ketiga dan seterusnya. Mengapa kata "satu" harus dibedakan?Kata berdua, bertiga, berempat adalah untuk menyatakan jumlah orang sesuai dengan akar kata yang terlibat.....Tapi bersatu memberi arti lain-bersatu justru menunjukkan tidak ada satu orang yang terlibat. Kalimat "kita bersatu di sana" justru maksudnya tidak hanya satu orang, tapi banyak orang yang bersama. Satu yang banyak.”
“Menurut ahli bahasa Ibnu Faris, semua kata yang mengandungi huruf ra, ha dan mim, ia membawa maksud lemah lembut, kasih sayang dan kehalusan. Cuba perhatikan nama kamu dalam tulisan jawi? Ada tak huruf itu? Jika ada satu, pasti kamu seorang yang penyayang dan lemah lembut. Ms 796”