“Setiap ilmu yang sudah kita miliki, nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap manusia yang sudah berilmu dan sejahtera karena ilmunya, sebenarnya ia punya satu tanggung jawab untuk memerdekakan orang dari kebodohan dan membuatnya bergerak untuk lebih sejahtera”

Adenita

Explore This Quote Further

Quote by Adenita: “Setiap ilmu yang sudah kita miliki, nanti akan d… - Image 1

Similar quotes

“Sembilan itu adalah angka yang baik untuk melambangkan betapa bernilai & berharganya sesuatu yaitu Diri Kita. Angka itu berada di atas rata-rata, tetapi masih menyisahkan ruang untuk terus mendekati Kesempurnaan. Angka 9 masih akan terus mencari perbaikan diri untuk mencapai 10. Itu yang akan membuatnya terus bergerak, melakukan hal yang lebih dari waktu ke waktu… 9 memiliki bagian atas yang yang membentuk lingkaran dan itu adalah ruang pribadi bagi setiap orang. Seperti sebuah tempat untuk menyimpan keyakinan yang tidak akan terganggu. Sementara buntut di bawahnya adalah ruang terbuka, tempat orang bisa terus mengasah dirinya untuk menerima wawasan dan pengetahuan baru, serta akhirnya membuat dirinya terus menerus termotivasi untuk bisa lebih baik lagi. Dan 9 adalah Nilai buat seseorang yang terus membawa impiannya dengan semangat Matahari…”


“Tak apa.... Demi semua ilmu yang telah diserapnya dari bangku kuliah dan kepingan pengalamannya, demi pembentukan karakter diri. Ia merasa semua itu adalah tanggung jawab pribadinya atas sebuah impian hidupnya. Harga yang harus ditukarnya dengan sebuah pengalaman duduk di bangku kuliah dan sejuta pengalaman berharga lainnya. Utang yang harusnya bukan menjadi beban, tapi "investasi" hidupnya. Ia sadar, ada sebuah harga yang harus dibayar untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas pemikiran dan emosi, aktif, berprestasi, dan andal.”


“Harapan yang dulu juga pernah ia perjuangkan untuk bisa hidup dan berdiri.”


“Ia merasa kesepian, padahal seharusnya tidak perlu merasa demikian karena stok teman-temannya yang banyak dan beraneka ragam pastilah akan mampu membuat keramaian seketika. Tapi, kali ini ia sungguh dilanda rasa sepi. Ada rasa rindu menyeruak. Rindu yang tidak tahu ditujukan untuk siapa.”


“Tanggung jawab itu suatu masalah yang kita ambil untuk diselesaikan, Memang bukan suatu yang hidup, tapi menghidupkan...Menghidupkan pola pikir, menghidupkan jiwa sosial, menghidupkan semangat dan kinerja keprofesionalan. Kalau baru disini sudah gagal dari tanggung jawab,artinya -kita gagal untuk hidup hanya saja belum boleh mati- .”


“Hidupnya selalu penuh target. Tapi, sekarang ia merasa hampa. Sebenarnya apa yang dikejarnya? Saat ini hampir semua target hidupnya sudah tercapai. Orang lain menganggap hidupnya serba sempurna. Entah sempurna bagian mananya? Pekerjaan dan materi ini ternyata tidak mendatangkan kebahagiaan. Baginya, ini adalah kebahagiaan semu. Ia ingin merasakan cinta. Dicinta. Mencintai. Ia ingin tembok arogansi dalam dirinya runtuh. Ia rindu merasakan kehangatan hatinya.”