“Channel 00sebentar. saya sedang bunuh diri. teruslah mengaji dalam televisi berdarah itu, bunga.”
“Berhenti ngelihatin saya seperti itu kalau kamu nggak mau mendapati diri kamu telanjang di atas tempat tidur saya dalam waktu lima detik.”
“tak setiap kenangan pertama layak terlontar, apalagi di depan seseorang yang telah resmi disatukan dalam pernikahan. Seharusnya kenangan itu tetap menjadi rahasia diri, dipendam dalam relung benak terdalam, ditutup dengan kunci berlapis, dan hanya dibuka jika sedang sendiri.”
“Nama saya Raimy Haidar. Panggil Rain saja." Aku memperkenalkan diri tanpa ditanya. Itu peraturan pertama dalam berkenalan.Dia senyum sambil tunjuk kad IDnya. "Tapi biasanya orang panggil saya Lia."Lia...cantiknya nama tu. Secantik orangnya.Aku mengisyaratkan dengan tangan yang aku sudah mengingati nama itu dalam otak. Sudah berpunya atau belum agaknya?Pintu lif terbuka.Seperti terbuka pula pintu langit mendengar harapanku.”
“Saya akan pikul rahsia itu jika engkau percayakan kepada saya dan saya akan masukkan ke dalam perbendaharaan hati saya dan kemudian saya kunci pintunya erat-erat. Kunci itu akan saya lemparkan jauh-jauh sehingga seorang pun tak dapat mengambilnya kedalam lagi.”
“Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?”