“Justru karena cinta, kamu memelihara dirimu dan dirinya agar tetap mulia. Bila ia mendekat, tetaplah duduk. Karena itu yang menjaga emosi agar tak meletup. Bila ia menjauh, jangan dekati dia sebelum waktunya. Sabar itu jauh lebih istimewa. Atau kalau tak tahan lagi, segeralah datang ke rumah orang tuanya! Itu lebih mulia.”
“Kalau ada orang yang datang kepadamu dan bilang dia akan membuatmu jadi lebih kaya, bantingkan saja pintu di depan hidungnya. Tapi kalau orang itu bilang ia akan membuatmu lebih pintar dan maju, suruh dia masuk. Kita boleh menolak uang karena bisa saja ada setan yang bersembunyi di situ. Namun hanya orang bodoh yang menolak diberi ilmu cuma-cuma. Ilmu itu jauh lebih berharga daripada uang, Nak. Ingat itu”
“Rachel anaknya jangkung, cantik, rambutnya pirang, dan tak kenal takut. Yah, jauh di dalam lubuk hati sih ia juga merasa tidak aman, cemas kalau-kalau ia tak bisa beradaptasi, dan tertekan karena harus hidup memenuhi standar tinggi yang ditentukannya sendiri. Tapi semua itu tersembunyi jauh di dalam. Jauh sekali, sehingga jika kau berusaha mencapainya, ia akan mencincangmu sebelum kau bahkan bisa mendekat.”
“Karena saat ini banyak perwira yang ora merwirani lagi. Yang saya maksud dengan perwira adalah parawira, yaitu orang-orang yang tidak merasa kehilangan apapun ketika bersikap hormat dan peduli kepada orang lain. Orang-orang yang tidak merasa rendah ketika meninggikan harkat dan martabat orang lain. Mereka adalah orang-orang yang malu ketika merasa dirinya lebih penting daripada orang lain siapapun orang lain itu.”
“Ilham itu harus dicari. Jangan ditunggu dia datang sendiri. Ilham itu harus dikejar, diperas, diburu dan dipeluk.”
“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.”
“Ketiadaan adalah ada. Karena bila ketiadaan adalah tiada, maka ia tak perlu lagi disebutkan, dikatakan, atau digambarkan.”