“Kalau sebuah bahasa dengan kesusasteraannya tidak didukung oleh tradisi membaca masyarakatnya, maka kematiannya akan segera menyusul”
“Pada bahasa terdapat unsur ketaksadaran. Dalam ketidaksadaran inilah terdapat hasrat, dan hasarat manusia adalah hasrat akan yang lain. Yang simbolik ini ditandai dengan adanya kekurangan. Oleh karena adanya kekurangan inilah, maka manusia menghasrati sesuatu.”
“kalau diinjak cacing akan bergelung. ini cerdik. dengan demikian berkurangnya peluang diinjak lagi. dalam bahasa moral: tahu diri”
“Wacana mengenai budaya ilmu amat kritikal di negara kita. Kalangan yang sedar dan celik budaya harus lebih berani menzahirkan pendapat dan tidak membisu seribu bahasa. Keadaan umumnya memang tenat tetapi masih boleh dipulihkan. Dengan kedangkalan serta budaya picisan yang diterapkan oleh pimpinan negara dan media utama, suasana pastinya akan lebih gawat. Maka agak meleset jika harapan tertumpu kepada elit penguasa. Masih ada ruang meskipun amat terbatas untuk kita semarakkan semula budaya ilmu dan tradisi aqliyah.”
“Dalam mengarang saya tidak pernah tergesa-gesa. Saya anggap pekerjaan mengarang adalah tugas yang santai, yang harus dikerjakan dengan senang hati. Kalau saya menulisnya dengan terburu-buru, berarti dengan hati yang kesal, maka dapat dipastikan bahwa si pembaca pun akan merasakannya.”
“Yang disebut sekolah-sekolah Islam di Inggris menyedot habis energi murid-muridnya dengan memaksa mereka membaca dan mengingat-ngingat ayat Al-Qur’an dalam bahasa Arab, yang maknanya tidak dimengerti oleh para murid maupun guru. Jika memang ada diskusi mengenai Islam, sang Imam (yang terkadang bahkan tidak bisa bahasa Inggris) bebas mendefinisikan Islam sesuai kehendaknya, dan siapa yang bisa membantah?”