“Nilai Kemanusiaan kita ditantang secara kasar manakala keragaman di antara kita dipampatkan secara semena-mena ke dalam satu sistem kategorisasi tunggal yang semena-mena”
“Tak seorang pun bisa kembali secara utuh setelah kita membuat lubang yang dalam di hatinya.”
“Seperti pohon...Di pokok kita masih satu, lantas kita berpisah di cabang. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan, ada yang terus ke atas, ada yang ke depan, ada yang ke belakang. Atau bilapun masih satu di cabang, kita nanti akan berpisah juga di ranting. Ke atas, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang...Saat kita kecil dulu, kita masih satu, masih anak kecil. Lantas sedikit demi sedikit waktu kita bikin kita beda. Waktunya makin banyak, beda kita tambah banyak.Itulah kita.”
“Kita berada di jalan satu arah, mengantarkan kita dari kehidupan fisik temporer ke kehidupan roh yang abadi.”
“kita hidup, tetapi kita menjalani kehidupan ini satu kali saja. kita mengembangkan tangan dan menyatakan bahwa kita ada, tetapi kemudian kita tersingkir ke tepi dan terdorong kedalaman sejarah...kita adalah bagian dari penyamaran abadi dimana topeng2 dipakai bergantian. tetapi kita berhak mendapat lebih, sesuatu yang tak akan disibakkan dalam bak pasir, yang tidak tersibakkan itu ada di dalam otak kita, yang disebut sebagai dunia gagasan..”
“Hidup itu nggak selamanya di jalan yang lurus. Kadang kita naik ke atas bagai ke surga, kadang kita turun ke bawah bagai ke neraka. Tapi satu hal yang perlu diingat, semuanya terjadi untuk kebaikan.”