“...Mengapa kau berhenti bercita-cita bujang?pahamkah engkau,berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia!!Bapak Mustar M.Dja'idin.BA.”
“Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia”
“Demikianlah karnaval kami setiap tahun. Tak melambangkan cita-cita. Mungkin karena kami tak berani bercita-cita.”
“Kegagalan bukan karena kita tak berhasil mewujudkan cita-cita masa kecil kita. Kegagalan adalah jika kita berhenti mencoba. Tidak masalah berapa kali kita gagal. Baru menjadi masalah jika kita tak mau bangkit dari kegagalan itu.(hal 27, Ordinary Mom)”
“Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan "perasaan" itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan...perasaan memiliki...perasaan mencintai...Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa? ”
“Cita-cita itu ialah memperindah martabat manusia, memuliakannya, mendekatkan pada Kesempurnaan.”