“Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”
“Anak-anak berpikir dan menciptakan jalannya sendiri dalam memahami berbagai persoalan. Cara atau jalan mereka memang tidak sama seperti yang dipakai oleh orang dewasa.”
“Pernah kudengar orang kampung bilang : sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya.”
“Ibuk dan Bapak tak pernah menentukan aturan kapan dan berapa lama anak-anak harus belajar. Isa dan adik-adiknya telah membuka hati mereka sendiri. Membuka buku mereka sendiri. Ibuk dan Bapak telah bekerja sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan sekolah mereka. Mungkin, anak-anak ini melihat kesungguhan hati orangtua mereka yang telah berjuang tak kenal lelah untuk lima anaknya. Mungkin, anak-anak ini telah merasakan keringat bapaknya menetes di kulit mereka. Mungkin, cinta Ibuk telah memasuki darah mereka, lewat bubur beras merah dan sinar matanya yang syahdu. Mungkin, anak-anak ini tersentuh oleh hidup Bapak dan Ibuk yang sederhana dan penuh keprihatinan. Isa dan adik-adiknya ingin berjuang seperti mereka. Ingin memberikan cinta yang penuh kepada orangtuanya.”
“Sebagaimana di negara-negara lain, buku teks sekolah dan buku anak-anak di Indonesia merupakan sarana yang cocok untuk mempelajari landasan ideologis suatu rezim dalam hakikatnya yang telanjang. Anak-anak tidak terlalu mengontrol apa yang dibacanya, sampai mereka mulai membeli buku-buku pilihannya sendiri dengan uang saku mereka sendiri.”
“anak anak muda yang gagah beranikamu ke jalan rayakamu membuat sejarahanak anak muda yang gagah beranikamu adalah sejarah nusa dan bangsaanak anak mudadunia ini akhirnya adalah milik kamu !”