“Gunung itu bukan sagu. Bukan buah merah. Tidak diperjualbelikan. Tanah kita keramat, Nak. Tabu. Diciptakan Yang Kuasa khusus untuk kita, tahukah kau kenapa? Sebab Dia tahu kita bisa diandalkan untuk menjaganya.”
“Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir... Di ujung sana, Tuhan lebih tahu.”
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”
“Tuhan berjanji untuk memberikan kita, apa yang kita perlu bukan apa yang kita mahu”
“Saat kita harus menghadapi kekuatan alam, kita akan belajar untuk mempercayai. Bukan percaya begitu saja. Manusia bisa jauh lebih berbahaya daripada binatang liar. Kita pasti bisa mengetahui siapa yang bisa kita percayai. Kita harus tahu siapa yang akan menyelamatkan kita, jika kita terjebak bahaya dan siapa yang bisa kita beri senjata dan siapa yang membuat kita merasa aman saat membelakanginya. Yang paling penting, kita harus tahu siapa yang bisa kita ajak berbicara dari hati ke hati, tanpa dikhianati dan dilaporkan, semua hampa diluar sana...Jika kita tidak bisa berbicara kepada siapapun, kita pasti akan gila.”
“Tidak makan kerana tiada makanan, itu bukan pelajaran.Tidak minum kerana tiada minuman, itu bukan latihan.ketika kita ada segalanya untuk dimakan, namun kita memilih untuk tidak makan, kerana mentaati Allah, itulah latihan. Ia adalah latihan untuk berkata TIDAK kepada sesetangah kenahuan diri, supaya kita dapat tingkatkan daya kawalan diri! ”