“Apabila seorang Muslim merenungi kesesatan orang yang sudah terlampau jauh itu (Syiah Rafidhah) maka ia tidak terlepas daripada dua sikap: 1. Sikap merasakan kenikmatan Allah, kelembutan-Nya dan kemuliaan-Nya bahawa Dia telah menyelamatkannya daripada kesesatan itu. Sungguh ini suatu hal yang harus disyukuri. 2. Sikap mengambil nasihat dan pelajaran atas apa yang terjadi dalam golongan itu, yang sudah sedemikian menyimpang dan sesat, yang mudah diketahui oleh orang yang menggunakan akalnya sedikit saja.”
“Pluralisme dan kebhinnekaan sudah kita pahami bersama bahwa engkau dan aku berbeda dia dan saya tidak sama mereka dan kita tidak serupa. Itu sudah selesai. Semua orang sudah tahu. Yang belum selesai itu adalah bagaimana engkau dan aku yang tidak sama itu dia dan kita yang tidak serupa itu kamu dan kami yang tidak sebangun itu mempunyai hak yang sama peluang yang sama kedudukan yang sama harkat yang sama marwah yang sama dalam kehidupan bernegara” - Mukhlis PaEni”
“Tuhan maha kuasa. Kalau Dia membatasi diri-Nya hanya dengan melakukan apa-apa yang baik, Dia tidak bisa disebut Maha Kuasa; itu berarti Dia hanya menguasai satu bagian alam semesta, dan ada orang lain yang lebih berkuasa daripada-Nya, yang mengawasi dan menilai tindakan-tindakan-Nya.”
“aneh apabila difikirkan. semakin engkau jauh daripada apa yang engkau sayang, semakin engkau lari daripada sesuatu yang engkau tahu dan kenal, maka rasa rindu itu akan menjadi semakin kuat. itulah masanya engkau tenggelam dalam kepasrahan. dan engkau tidak mahu apa-apa kecuali masa itu diputar semula agar engkau dapat kembali pada segala-galanya yang telah tiada. tetapi semua orang tahu, bahawa tidak ada sesiapa yang dapat kembali ke zaman silam. lalu engkau akan kecewa.”
“Sikap yang santun harus menghiasi orang yang berpengetahuan dan melicinkan jalannya dalam pergaulan.”
“Sikap yang layak dan tenggang rasa terhadap orang-orang lain merupakan dua sifat utama seorang yang bijak.”