“Manusia dibebani harapan, cita-cita dan tanggungjawab dalam kehidupan. Sejak jejaka hingga tua, mereka berperanan mencipta, mengatur dan membina benda, yang dinamakan peradaban lahiriah. Mereka diasuh dan mengasuh, dalam proses pertumbuhan tamadun fikir. Tetapi mereka itu juga - semua lahir dari ibu - sudah, sedang dan masih akan jadi pemusnah benda dan berbunuhan sesama manusia, membunuh fauna dan menghancurkan flora.”
“Sesungguhnya ramai orang yang mampu berkata-kata dan sedikit dari mereka itu yang bertahan dalam beramal dan bekerja. Ramai pula dari yang sedikit itu yang mampu bertahan di waktu beramal dan sedikit dari mereka yang mampu memikul bebanan jihad yang sukar dan kerja berat. Para mujahidin itulah angkatan yang terpilih yang sedikit bilangannya tetapi menjadi penolong dan menjadi Ansarullah. Ada kalanya mereka itu silap tetapi akhirnya menepati tujuan sekiranya mereka diberi inayah dan hidayah oleh Allah.”
“Mereka sudah di tangannya dan Ibuk memberikan apa pun yang ia miliki untuk mereka. Dengan hatinya. Mereka sudah ada dalam genggamannya dan Ibuk tak akan membiarkan mereka terjatuh. Begitu tekadnya.”
“Sia-sialah pembicaraan yang tidak mengaitkan bahasa Melayu dengan cita-cita besar membina tamadun bangsa dan negara, kerana dari tahap awal pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa Melayu senantiasa menjadi petunjuk dan kayu ukur kemajuan bangsa.”
“Hal yang kau perlu lakukan dalam menghadapi pria : Abaikan semua yang mereka katakan dan perhatikan semua yang mereka lakukan. Itu akan membantumu mengurangi kesalahan besar..”
“Pluralisme dan kebhinnekaan sudah kita pahami bersama bahwa engkau dan aku berbeda dia dan saya tidak sama mereka dan kita tidak serupa. Itu sudah selesai. Semua orang sudah tahu. Yang belum selesai itu adalah bagaimana engkau dan aku yang tidak sama itu dia dan kita yang tidak serupa itu kamu dan kami yang tidak sebangun itu mempunyai hak yang sama peluang yang sama kedudukan yang sama harkat yang sama marwah yang sama dalam kehidupan bernegara” - Mukhlis PaEni”