“Keyakinan bagi saya...seperti wewangian. Kita benar-benar bisa merasakannya, mencium aromanya, tapi susah untuk mendefinisikannya terutama kepada orang yang belum pernah, belum bisa atau memang tidak mau mencium aroma wewangian tersebut.”
“Di negara miskin saya itu, saya lebih banyak tersenyum. Tak terbeli dengan ribuan riyal. Lagi pula, semua kebusukan negara saya, Indonesia, ada di negara lain, kok. Tapi keindahan Indonesia belum tentu dimiliki negara lain”
“Kadang-kadang saya merasa sangat terisolasi. Saya hidup di dunia saya sendiri, dan hal ini seperti berada di pengasingan. Saya tidak tahu apakah orang masih ingin tahu apa yang sebenarnya saya pikirkan.”
“Yang dulu ada, sekarang tidak ada. Dan yang sekarang ada, kelak tidak ada. Yang sekarang belum ada, kelak akan ada.”
“Saya memang suka pada topi-topi serta benda-benda yang cantik, tapi saya tidak boleh menggadaikan masa depan saya untuk membeli barang-barang seperti itu.”
“Bunuh diri kan tidak seperti rekreasi ke suatu pulau misterius, di mana bila ternyata pulau tersebut 'basi', kita bisa pulang atau pergi ke tempat lain?”