“Saya tidak merasa turun pamor atau naik gengsi dengan menjadi wartawan, penulis teks iklan atau presiden, atau sekadar peneliti komik atau acara televisi. Saya tidak merasa bergoyang dari sikap kepengarangan saya, selama saya masih bisa jujur, kreatif, dan terbuka.”
“Ada yang mengatakan saya ini gila menulis. Ini mendekati benar, karena kalau tidak menulis saya pastilah gila, dan karena gila makanya saya menulis.”
“Pada masa itu sering saya menjawab pertanyaan yang kadang-kadang diajukan kepada saya, "Mengapa Saudara menjadi pengarang?" dengan, "Karena saya tak dapat bekerja lain. Kalau saya bisa jadi importir atau eksportir, tentu saya akan menjadi importir atau eksportir.”
“Bagi saya tidak penting disebut penulis, pengarang atau sastrawan, yang penting terus berkarya. Lalu dengan rendah hati terus belajar menulis.”
“Kadang-kadang saya merasa sangat terisolasi. Saya hidup di dunia saya sendiri, dan hal ini seperti berada di pengasingan. Saya tidak tahu apakah orang masih ingin tahu apa yang sebenarnya saya pikirkan.”
“Istilah korupsi, suap, pembobolan, mark up, catut, artinya sama. Tidak jujur. artinya sama, tidak menuju ke keadilan sosial. Artinya, merampas nyawa kehidupan lain.”
“Selamat datang. Saya sudah menyiapkan semua yang akan Saudara rampas dan musnahkan: kata-kata, suara-suara, atau apa saja yang Saudara takuti tapi sebenarnya tidak saya miliki”