“Perjalanan itu, teman,” kata seseorang akhirnya, “akan memakan waktu satu hati saja.”
“Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu. (hlm. 238)”
“Bagi seorang perempuan sepertinya, cukuplah kata: "masih" atau "tidak". Dengan mengucapkan satu saja dari dua kata itu, kau telah membebaskannya dari penantian, juga airmata.”
“Perjalanan hati itu bukannya tanpa resiko.”
“Keheningan seakan memiliki jantung. Denyutnya terasa satu-satu, membawa apa yang tak terucap. Sejenak berayun di udara, lalu bagaikan gelombang air bisikan itu mengalir, sampai akhirnya berlabuh di hati.”
“Hidup tak pernah berakhir mati. Hidup hanya berganti wujud. Dan sepanjang perjalanan hidup, kau dan aku, kita semua, hanya berjalan menembusi satu tabir itu saja. -Rimba Amniotik-”