“Awasi hidup kamu, seperti kamu mengawasi tangan kamu semasa memegang pisau. Pada ketika kamu lalai, pisau itu akan melukai kamu.”
“Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau itu. Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”
“Cinta itu seperti ekor kucing. Kamu tidak dapat memiliki hanya ekor kucing itu. Sekiranya kamu cuba menariknya, kamu akan sakit. Jadi, bagi mendapatkan ekor kucing, kamu jangan tarik ekornya, tetapi usap-usaplah kepalanya dan angkat seluruh tubuhnya. Begitulah juga cinta manusia, kamu tidak boleh menarik cintanya sahaja. Kamu perlu mengambil fikiran manusia itu, dan pastikan kamu mampu menanggung dia. barulah cinta akan menurut.”
“Taruh mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu,apa yg kamu mau kejar…Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening.Biarkan…dia…menggantung…mengambang…5 centimeter…di depan kening kamu…Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari,kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri,kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu NGGAK BISA menyerah.Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu,segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.Dan…sehabis itu yang kamu perlu…Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…Serta mulut yang akan selalu berdoa”
“Pada saat kamu jatuh cinta, jatuh cintalah. Karena mungkin setelah itu, kamu tidak akan jatuh cinta sedalam itu lagi.”
“kamu yang menjauh cuma mendekatkan aku pada kesepian.aku, selalu disini.di persimpangan jalan ini dan ketika kamu dengannya menemui akhir, kembalilah.aku masih melambaikan tangan dingin inikepada kamu, yang telah lama pergi.”