“Rumahku dari unggun-timbun sajakKaca jernih dari luar segala nampakKulari dari gedong lebar halamanAku tersesat tak dapat jalanKemah kudirikan ketika senjakalaDi pagi terbang entah ke manaRumahku dari unggun-timbun sajakDi sini aku berbini dan beranakRasanya lama lagi, tapi datangnya datangAku tidak lagi meraih petangBiar berleleran kata manis maduJika menagih yang satu.”
“Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar”
“kami coba simpan nestapa...kami coba kuburkan duka lara...tapi perih, tak bisa sembunyi.Ia menyebar kemana-mana...”
“sekali berarti sesudah itu mati”
“Nasib adalah kesunyian masing-masing”
“Hidup hanya menunda kekalahan.”