“Kamu adalah jawaban bagi semua pertanyaan.Alasan di semua hal terbaik dalam hidup.Harapan bagi mimpi-mimpiku.Kekuatan saat aku sendiri meragukan kemampuanku....Jadi salahkah jika aku tak ingin siapa pun memilikimu?Atau, haruskah aku mencintaimu untuk membuktikan keegoisanku?”
“Sekarang... Saat ini saja... Untuk beberapa detik saja... aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, atau harapan, aku ingin mengaku.Aku mencintainya.”
“Satu-satunya penyesalanku dalam hidup adalah aku tidak bisa bersamamu sekarang dan mengatakan semua ini secara langsung. Tapi tolong percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku ingin selalu bersamamu. Percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku ingin selalu berada di dekatmu. Dan percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku juga mencintaimu.”
“Aku tidak mau tidur, Oppa. Aku takut jika aku tidur, aku tidak bisa bangun lagi. Saat ini...mencintaimu membuat kenyataan lebih baik daripada dunia mimpi”
“Aku tidak boleh marah terhadap Ayah dan Ibu. Jika aku tak mengikuti nasihatnya, akan berada di mana aku hari ini? Aku tak akan tubuh dewasa dan mengerti tentang hal-hal baik dalam hidup. Jika ibu tidak membimbingku lewat kecaman-kecamannya, aku takkan tahu satu fen atau satu yuan itu apa, serta dari mana uang itu diperoleh”
“Namun pada saat itu, semua sudah terlambat. Aku tidak bisa memutar tangan waktu. Ironis, bukan, untuk seorang pembuat jam? Tak mampu mengatur waktu, walaupun seumur hidup aku habiskan dalam kemurahan hatinya.”