“Ada dunia di sekelilingmu. Ada aku di sampingmu. Namun, kamu mendamba rasa sendiri itu.”
“Kekasihku, di jalan ada jumpa dan sua kembali. Tetapi orang berjalan sendiri-sendiri. Kupikul ragaku menempuh kemegahan Suluk, dan kamulah tembang laras Suluk itu. Kamu mengira aku pergi, padahal aku mengembara di dalam dirimu.”
“Di manapun kamu berada. Di situlah hatiku ada. Rumahku itu, kamu.”
“Buat apa kamu membohongi perasaanmu begitu? Kamu pikir bicara tentang cinta itu berarti bicara tentang kondisi fisik? Kalau seperti itu yang ada di pikiranmu, semua orang pasti nggak ada yang berpasangan karena nggak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna.”
“Seperti bayangan, walau dirimu tak terlihat, aku tahu kamu tetap ada di sana...”
“Apa yang kamu sering baca, lihat, dan dengar itu yang ada di kepalamu”