“Aku hanya si penunggu yang beruntung.”

Dee

Explore This Quote Further

Quote by Dee: “Aku hanya si penunggu yang beruntung.” - Image 1

Similar quotes

“Masih perlukah aku bertanya atas sesuatu yang sebetulnya sudah kuketahui jawabannya?”


“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki.”


“Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto."Gombal? Aku positif tidak mengerti."Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!" Filosofi Kopi”


“Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intanYang membekukan air mata menjadi kristal garam?Sahabatku menjawab: WaktuHanya waktu yang mampu”


“Namun saat kau rasa pasir yang kau pijak pergi, akulah lautan memeluk pantaimu erat. -Aku Ada-”


“Keluar dari sini, aku berharap bisa berbahagia untuk Ibu. Untuk Pak Ridwan. Untuk Hara. Untuk diriku sendiri karena keluargaku sudah ada yang mengayomi. Namun, sejenak saja di sekat kecil wartel ini, aku ingin menangis untuk Ayah. Untuk ketiadaannya. Untuk rumah mungil kami yang sebentar lagi tidak berpenghuni. Untuk lembar lain sebuah masa.”