“Jangan pisahkan dirimu dari binatang.""Biar apa, Ayah?""Biar kamu tidak sombong jadi manusia," ujarnya sambil tersenyum.”
“Sing tabah Le. Kamu kuliah yang pinter. Nggak apa-apa jauh dari keluarga sebentar. Biar kamu nanti dapat kerja bagus. Yang penting, jangan pernah telat makan. Jangan takut, Le. Coba dulu," nasihat Ibuk lewat telepon.”
“Hahaha... biar gaji habis, yang penting hati senang! Buat apa punya duit banyak kalo hati nggak senang. ... biar jauh terbentang jarak ini, tapi hati jangan sampai kauberi jarak, Pol...”
“biar tersalah ampun jangan tersalah hukum”
“Jangan anggap remeh si manusia, yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.”
“Cinta itu seperti ekor kucing. Kamu tidak dapat memiliki hanya ekor kucing itu. Sekiranya kamu cuba menariknya, kamu akan sakit. Jadi, bagi mendapatkan ekor kucing, kamu jangan tarik ekornya, tetapi usap-usaplah kepalanya dan angkat seluruh tubuhnya. Begitulah juga cinta manusia, kamu tidak boleh menarik cintanya sahaja. Kamu perlu mengambil fikiran manusia itu, dan pastikan kamu mampu menanggung dia. barulah cinta akan menurut.”