“Mungkin, suatu saat, apabila sekelumit dirimu itu mulai kesepian dan bosan, ia akan berteriak-teriak ingin pulang. Dan kamu akan menjemputnya, lalu membiarkan sejarah membentengi dirinya dengan tembok tebal yang tak lagi bisa ditembus. Atau mungkin, ketika sebuah keajaiban mampu menguak kekeruhan ini, jadilah ia semacam mercusuar, kompas, bintang selatan…. yang menunjukkan jalan pulang bagi hatimu, untuk, akhirnya, menemuiku..”
In this quote from Dee Lestari, the speaker describes a metaphorical relationship between two individuals, suggesting that one person will eventually feel lonely and restless in their solitude. The imagery of the person "screaming to come home" implies a deep longing for connection and comfort. The idea of building walls around oneself to protect from the pain of the past is portrayed through the mention of history fortifying itself with impenetrable walls. The reference to the other person as a "lighthouse, compass, southern star" suggests guidance and direction towards the speaker's heart, ultimately leading to a reunion. This quote evokes emotions of longing, hope, and the search for a sense of belonging.
In this quote, Dee illustrates the idea of finding one's way back to oneself and reuniting with a lost part of the self. The concept of self-discovery and finding inner peace is significant in a fast-paced and chaotic world. It serves as a reminder to listen to our inner voice and to reconnect with our true selves amidst the hustle and bustle of life.
The quote by Dee showcases a beautiful metaphorical expression of finding one's way back to someone they love. The imagery used in the quote evokes a sense of longing and hope for a reunion.
Reflecting on the passage above by Dee, consider the following questions:
“Lalu bapakmu akan berkata, bintang tak pernah secantik tampakannya, tak sedekat yang kita duga. Ia cuma penghias panas malam para pemimpi.Tapi aku mau terbang. Aku mau menyentuh bintang. Jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. Dan pulang dengan sepasang tangan berjari lima puluh.”
“Cinta didapat dengan perjuangan,dipertahankan dengan perjuangan.selama proses itu,mungkin akan ada pertengkaran,teriakan satu sama lain,tangisan dan hati yang terluka,tetapi kemudian ketika mendapatkan kekuatan untuk berdiri lagi,mungkin kamu akan tahu,mengapa syair cinta,puisi cinta,lagu cinta atau cerita dibuat.A Perfect Love”
“Yang indah memang bisa menghibur selama-lamanya, membubuhkan luka selama-lamanya, meskipun puisi dan benda seni bisa lenyap. Ia seakan-akan roh yang hadir dan pergi ketika kata dilupakan dan benda jadi aus.Tapi apa arti roh tanpa tubuh yang buncah dan terbelah? Keindahan tak bisa jadi total. Ketika ia merangkum total, ia abstrak, dan manusia dan dunia tak akan saling menyapa lagi.”
“Mungkin seperti inilah yang disebut cinta. Sesakit apa pun ia menyakitimu, kamu tetap tidak akan bisa begitu saja menghapus perasaan itu dari hatimu.”
“Hujan datang bukan selamanya. Ada masa ia akan berhenti. Dan seperti hari ini, hujan tidak bertandang diri. Mungkin esok ia akan datang, mungkin lusa ia akan bertandang. Tapi seperti ketika itu, kita sudah bersedia.”