“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
“Menurut ahli bahasa Ibnu Faris, semua kata yang mengandungi huruf ra, ha dan mim, ia membawa maksud lemah lembut, kasih sayang dan kehalusan. Cuba perhatikan nama kamu dalam tulisan jawi? Ada tak huruf itu? Jika ada satu, pasti kamu seorang yang penyayang dan lemah lembut. Ms 796”
“Bahkan di istana Saddam Hussein yang megah pun, ia, seperti tiap penguasa yang mutlak, selalu ada seperti itu: tak ada percakapan yang tulus, yang ada hanya tembok dan ketakutan.”
“Mereka sudah di tangannya dan Ibuk memberikan apa pun yang ia miliki untuk mereka. Dengan hatinya. Mereka sudah ada dalam genggamannya dan Ibuk tak akan membiarkan mereka terjatuh. Begitu tekadnya.”
“Tak ada pesta yang tak usai. Tapi selalu ada pesta lain di tempat yang lain. Temukan pestamu dan pastikan ia takkan pernah usai.”
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa.”