“Apakah penampilanku satu-satunya hal yang membuatku berharga? Jika begitu, jangan tatap aku. Wajahku bisa menyembunyikan hati yang palsu.”
“Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang, Satu-satunya yang paling berharga”
“Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu. Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi. Ketika aku menyadari dialah satu-satunya yang paling kubutuhkan dalam hidup ini, kenyataan berteriak di telingaku dia juga satu-satunya orang yang tidak boleh kudapatkan.”
“Karena cinta tidak ingin bertahan dalam hati dua orang yang tidak menginginkan hal yang sama. Karena jika salah satunya tidak memiliki ruang yang cukup untuk cinta, maka cinta itu akan beranjak pergi.”
“Percayalah kepadaku dan jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh Luna. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, bahwa apapapun yang terjadi seburuk apapun yang dikatakan orang, kau bisa pegang satu hal yang pasti, bahwa aku mencintaimu. Amat sangat mencintaimu..." Rafael menundukkan kepala dan mengecupi jemari Elena, "Rasanya sangat sakit, ketika kau mencintai seseorang, tetapi tidak dipercaya. Rasanya seperti cintamu ini sampah dan dibuang begitu saja."~Rafael Alexander”
“Sering aku disiksa oleh pertanyaan: mengapa A Ling bisa begitu? Apa salahku sehingga ia begitu? Apa yang ada di kepala seorang perempuan? Apakah pertimbangan yang bijak? Kecemasan? Atau sekadar dengungan? Sungguh aku tak mengerti. NAmun, perlukah aku mengerti? Kurasa tidak. Yang kuperlukan hanyalah menghormati keputusannya, dan karena Tuhan telah menciptakan manusia dengan hati dan pikiran yang boleh punya jalan masing-masing, penghormatan seharusnya tidak memerlukan pengertian. (hlm. 237)”