“Berkarya adalah kesempatan dalam kesempitan sekalipun.bekerja adalah ibadah. awali dengan ilmu,tuntaskan dengan cinta,tidak demi apapun”
“Cinta bukan sekedar memaafkan. cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. cinta adalah rasionalitas sempurna.Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang”
“Sayang, pekerjaan susah didapat dengan cepat. Hingga akhirnya kesempatan yang ada di depan matalah yang menjadi kesempatan terbaik. Kesempatan yang menukar waktu untuk menimba ilmu dengan uang. Demi hidup, demi keluarga.”
“Dalam perjalanannya dengan kuda berlangsung berhari-hari, setelah rehat, beliau membaca buku-buku ilmiah yang dibawanya. Membaca, bergaul dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan adalah matlamat penting dalam program hidup Sultan Salahuddin al-Ayubi.”
“Berbeda dengan cinta manusiawi, cinta ilahiah adalah proses dinamis dari konstruksi, dekonstruksi, dan rekonstruksi. ”
“Definisi epistemologis yang paling tepat untuk ilmu, dengan Allah Subhanallahu wa Ta'ala sebagai sumbernya, ialah tibanya (husul) makna (ma'na) sesuatu benda atau objek ilmu ke dalam jiwa. Dengan memandang jiwa sebagai penafsir maka ilmu adalah tibanya (wusul) diri (jiwa) kepada makna sesuatu hal atau suatu objek ilmu.”