“Aku sudah mencintainya sejak aku melihatnya... bodohnya aku tak menyadari hal itu sampai ia pergi....”
“Cinta tak dapat dipaksa. Dan aku senang jika orang yang aku cintai juga merasa senang. Aku tak dapat hidup bersamanya. Ia akan tersiksa dan aku tak ingin dia begitu.”
“Aku percaya ada kelembutan dalam hatimu. Aku percaya kau bukan yang selama ini kau tampilkan.”
“Mengapa kau menyimpan kenangan itu sendirian? Tidakkah kau ingin membaginya bersamaku?”
“Mungkin ini keterlalun, apa yang sudah lalu masih aku lalui. aku cinta masa laluku. ia sudah berlalu mencintaiku, aku masih terlalu mencintainya. selalu.”
“Dan dengan bodohnya, aku sudah menghabiskan bertahun-tahun, membuang waktu untuk mencintai dan mengenangnya. Waktu mungkin bisa mengaburkan ingatan, tapi tidak rasa. Aku mencintainya, sebesar aku ingin melupakannya, dan sebanyak penyesalan yang datang.”
“Orang yang mati disebut pergi. Sedang aku belum pergi. Aku masih di sini. Tapi sungguh, aku sudah mati.”