“Saya pikir, setiap orang memiliki waktu pesta masing-masing. Hanya saja, ada yang tak nikmat dan berhasil sempurna menikmati waktu pesta yang telah dijatahkan baginya”
“Butuh tekad dan keberanian yang besar untuk menaklukan bahaya demi tujuan yang besar pula.”
“Pergilah ke laut lepas, Sayang! Berburulah atas nama cinta. Apa kau masih mengingatnya? Dulu, di tepi pantai, setelah aku mengecupmu, kau menuju laut lepas. Hendak memburu raja laut. Di telingamu, aku bisikan doa. Berburulah atas nama rasa yang kita sebut cinta.”
“Tak ada pesta yang tak usai. Tapi selalu ada pesta lain di tempat yang lain. Temukan pestamu dan pastikan ia takkan pernah usai.”
“Perempuan dan lelaki memiliki batas yang tak sama. Perempuan bisa bertahan dalam waktu yang lama dalam penantian hanya dengan meyakini nuraninya saja. Sebentuk rasa bisa membuatnya tegar dan tangguh menanti penjemputan rasa.”
“Namun, ternyata, jika seseorang hanya memikirkan seseorang, bertahun-tahun, dan dari waktu ke waktu mengenai isi hatinya sendiri dengan cinta hanya untuk orang itu saja, maka saat orang itu pergi, kehilangan menjelma menjadi sakit yang tak tertangguhkan, menggeletar sepanjang waktu. (hlm. 238)”
“Waktu itu, kami tidak punya banyak, tetapi kami memiliki masing-masing (Ainun Habibie”