“Aku itu tidak begitu ngotot meraih apa yang dibilang orang KESUKSESAN. Aku lebih memilih menikmati hidup ini dengan menjalaninya sesuai dengan kemampuanku.”
“Bagaimana dia begitu pasti bahawa aku disorok oleh orang bunian sedangkan hanya aku seorang sahaja yang melalui detik-detik yang payah itu? 19 hari aku bersabung nyawa dan menanti bantuan tiba dengan penuh kesengsaraan, tetapi masih ada yang tergamak mempertikaikan apa yang telah aku alami?”
“bukan ambisi yang membawa diri mu pada kesuksesan tapi kesungguhanmu meraih kesuksesan itu dengan keikhlasan”
“Aku terkesima betapa dunia adalah sebuah tempat yang indah. Sekali lagi aku mendapatkan perasaan euphoria terhadap segala sesuatu di sekitar diriku. Siapakah kita ini, yang selalu hidup di sini? Setiap orang di pelataran itu seperti sebuah harta karun hidup yang penuh dengan pikiran dan kenangan, impian dan keinginan. Aku terkurung di dalam kehidupan kecilku sendiri di bumi ini, tapi itu pun berlaku pada setiap orang lain di pelataran ini.”
“Bukan tentang kemarin yang tidak bisa terulang, bukan juga untuk besok yang penuh dengan kecemasan, tapi aku ada untuk hari ini, memberi hidup untuk hidup, dan melakukan yang terbaikku untuk hari ini.”
“Saya percaya bahwa orang bukannya takut mati. Mereka takut sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih menggelisahkan dan lebih tragis daripada maut itu sendiri. Kita takut tidak pernah hidup, menjelang akhir hayat kita dengan perasaan bahwa kita tidak pernah benar-benar hidup. Bahwa kita tidak pernah memahami, untuk apa kehidupan kita itu.”