“Cobalah engkau beranjak dari kursi, pergilah ke cermin. Sejenak saja. Tataplah wajahmu, badanmu, pakaianmu, dan seluruh penampilanmu. Setidaknya engkau bisa menyadari satu hal saja: Bahwa potongan rambutmu yang seperti itu , jenis dan warna baju dan celanamu, juga seluruh benda yang menempel di badanmu-semuanya-adalah sesuatu yang engkau pilih sesuai dengan kesenanganmu.”
“Jeruk sebagai benda, lembu sebagai benda, bumi dan bintang sebagai benda, ya, "engkau" sebagai benda, tak ada buat saya. Yang ada cuma ide, pikiran, pengertian, gambaran dari jeruk, lembu, bumi, bintang dan engkau. "Engkau",kata hume, cuma "ide" buat saya. Dengan begitu Hume yang membatalkan benda dan mengaku ide saja, membatalkan adanya diri sendiri, mengakui, bahwa sebetulnya dia sendiri tak ada.(bab 2 filsafat - page 35)”
“Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta;Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya.Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh.Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu.Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu.Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.Berhati-hatilah….Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme. Melakukan hal-hal hebat. Menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru. Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna.Sementara, pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit meriah oleh benda-benda yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya memenuhi setiap sudutmu. Bahkan, langit membentuk auranya. Udara bergerak mendesaukan suaranya. Bulan melengkungkan senyumnya.Bersiaplah… Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan.Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu.”
“Kegelapan itu tak ada hubungannya dengan misteri, melainkan dengan satu warna dan satu corak di jalan buntu: bahwa manusia seutuhnya adalah makhluk yang satu dimensi: hanya bisa menaklukan dan ditaklukan.”
“Semua yang diciptakan tentu selalu ada tujuannya. Tapi tentu saja terkadang engkau boleh memilih. Kalau engkau tak ingin kelebihan yang diberikan kepadamu, tentu engkau bisa.. mengabaikannya, bukan?""Mengabaikan?" "Ya, anggap saja engkau tak pernah punya kelebihan itu. Berlakulah seperti orang biasa.”
“aneh apabila difikirkan. semakin engkau jauh daripada apa yang engkau sayang, semakin engkau lari daripada sesuatu yang engkau tahu dan kenal, maka rasa rindu itu akan menjadi semakin kuat. itulah masanya engkau tenggelam dalam kepasrahan. dan engkau tidak mahu apa-apa kecuali masa itu diputar semula agar engkau dapat kembali pada segala-galanya yang telah tiada. tetapi semua orang tahu, bahawa tidak ada sesiapa yang dapat kembali ke zaman silam. lalu engkau akan kecewa.”