“Dan dengan bodohnya, aku sudah menghabiskan bertahun-tahun, membuang waktu untuk mencintai dan mengenangnya. Waktu mungkin bisa mengaburkan ingatan, tapi tidak rasa. Aku mencintainya, sebesar aku ingin melupakannya, dan sebanyak penyesalan yang datang.”
“Aku Berpikir terus menerus berbulan bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.”
“Mungkin benar jugaKita perlu waktu untuk tidak bersua, tapi sejenak sajaMungkin tidaklah salah, aku pendam dulu rasa rinduBiarkanlah hati merintih dan meratapTapi sejenak saja,lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta...!”
“Suatu saat kita akan menjadi tua, Tasia. Mungkin 30 atau 40 tahun lagi aku tidak akan kelihatan seperti sekarang. Mungkin aku lebih bungkuk. Dan mungkin sudah ada kerut diwajahmu. Tapi aku percaya, cinta kita akan selalu baru, apapun yang terjadi. Tasia, dimataku kamu akan selalu cantik. Dan aku berharap, begitu juga diriku dimatamu.”
“Tuhan sudah merencanakan aku dan kamu bertemu di suatu waktu.”
“Aku berani mencintai, dan aku mencintai dengan berani”