“Pernah kan ketika bertemu seseorang, kamu merasa yakin seyakin-yakinnya kalau dia adalah belahan jiwamu. Kalian cocok satu sama lain. Ada sebuah chemistry yang teramat kuat di antara kalian berdua. Tapi, dia bukanlah orang yang kamu cintai. Kemudian kamu berusaha sekuat tenaga agar bisa mencintainya, tapi gagal.”
“Karena kamu nggak sadar kalau kamu keren itulah kamu jadi sangat keren. Orang yang menyukai dirinya sendiri apa adanya dan nggak pernah berusaha jadi orang lain adalah orang yang sangat keren.”
“Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu menginginkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kehilafan untuk sampai jatuh hati kepadamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kalian berjumpa. Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya --dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. Dan beceklah pipi-nya karena geli, karena asap dan abu dari benda-benda yang dia hanguskan--bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila--beterbangan masuk ke matanya. Semoga dia pergi dan tak pernah menoleh lagi. Hidupmu, hidupnya, pasti akan lebih mudah.”
“Akan ada satu saat kamu bertanya: pergi ke mana inspirasiku? Tiba-tiba kamu merasa ditinggal pergi. Hanya bisa diam, tidak lagi berkarya. Kering. Tetapi tidak selalu itu berarti kamu harus mencari objek atau sumber inspirasi baru. Sama seperti jodoh, Nan. Kalau punya masalah,tidak berarti harus cari pacar baru kan? Tapi rasa cinta kamu yang harus diperbarui.Cinta bisa tumbuh sendiri,tetapi bukan jaminan bakal langgeng selamanya,apalagi kalau tidak dipelihara. Mengerti kamu?" -Nasihat Poyan pada Keenan suatu hari”
“Ada satu prinsip yang harus kamu ingat. Ilmu itu harta yang paling berharga. Kalau ada kesempatan untuk menambah ilmu, jangan pernah kamu sia-siakan.”
“Kamu harus cari banyak pengalaman, supaya sukses dan pintar. Bukan cari uang. Hanya kuli yang mencari uang. Tidak ada alasan untuk tidak bisa sukses dan pintar, kamu kan tidak tinggal di Eropa atau Amerika, yang orang pintar dan suksesnya banyak sekali, persaingan pun sangat ketat. Kamu tinggal di Indonesia yang jumlah orang bodohnya lebih banyak, jadi..sangat keterlaluan kalau kamu tidak bisa sukses.”