“Mengapa harus memicu percekcokan dengan mengubah keyakinan? Aku lahir sebagai Muslim dan aku bahagia tetap menjadi Muslim.”
“Tapi sekarang, mencintaimu sebagai bayang-bayang, sebagai impian, membuatku lebih bahagia. Aku mencintaimu, Ars, tanpa jeda. Lebih baik kau tetap menjadi impian. Aku bisa lebih leluasa menyatakannya. Dengan berbagai cara.”
“Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.”
“Aku ingin bahagia. Dan, aku berhak bahagia--tanpamu.”
“Bahagia adalah pilihan. Dan dengan kesadaran penuh aku memilih untuk selalu bahagia bersamamu dalam namaNya”
“Pikiranku panik, dan aku terus memikirkan penyelamatan lincah ini dengan sepenuh hatiku. Aku harus mati-matian melindunginya..”