“Tetapi, orang besar tidak dilahirkan. Orang-orang besar itu ditempa, diukir dan dipersiapkan oleh pendidikan yang baik. Salah satunya adalah tersedianya kesediaan untuk senantiasa menyemangati dengan cinta. Menggerakkan jiwa mereka untuk melakukan kerja besar yang bermakna. Bukan menyibukkan diri dengan kekurangan." (Hal 57, Positive Parenting)”
In this quote, Fauzil Adhim emphasizes the importance of good education in shaping individuals to become great. He argues that greatness is not innate, but rather a result of being molded and prepared through proper education. The key to this kind of education is the presence of encouragement and love, which motivates individuals to strive for meaningful achievements instead of getting caught up in their shortcomings. This quote underscores the crucial role of positive influence and support in nurturing greatness in individuals.
In today's fast-paced and competitive world, the importance of education and mentorship cannot be understated. Fauzil Adhim's quote emphasizes the role of good education in shaping individuals into great leaders and achievers. It highlights the need for constant encouragement and guidance, as well as the importance of focusing on meaningful work rather than getting caught up in trivial matters. This philosophy remains relevant in inspiring individuals to strive for excellence and make a positive impact on society.
In his book "Positive Parenting", Fauzil Adhim emphasizes the importance of nurturing greatness through education and encouragement rather than focusing on shortcomings. He states, "Orang besar tidak dilahirkan. Orang-orang besar itu ditempa, diukir dan dipersiapkan oleh pendidikan yang baik" which translates to "Great people are not born. They are shaped, carved, and prepared by good education." This quote emphasizes the role of education and motivation in fostering greatness in individuals.
In this quote from Fauzil Adhim's book "Positive Parenting," we are reminded of the importance of good education and encouragement in shaping individuals into great leaders or achievers. Reflect on the following questions:
“Jangan trauma dengan pengkhianatan masa silam. Jangan bimbang dengan pengkhinatan masa akan datang. Tetapi binalah cita-cita besar yang mampu ’meremehkan’ semua itu. Dengan cita-cita besar kita akan menjadi raja. Bukan raja untuk berbangga tetapi raja yang mempunyai keyakinan diri dan kemurnian reputasi. Biarlah anjing menyalak bukit. Bukit tidak akan runtuh. Begitulah orang yang menikam kita dari belakang… kerana dia hakikatnya lemah penakut dan tidak punya keyakinan diri untuk bertarung secara berdepan”
“Penulis sama dengan orang-orang lain, kecuali untuk satu perbedaan kecil yang penting. Orang lain berpikir dan merasa setiap hari, tetapi mereka tidak melakukan apa-apa dengan itu. Sebaliknya, penulis bereaksi.”
“Dengan kesederhanaan hidup bukan berati tidak ada kebahagian, kebahagian ada pada seberapa besar keberartian hidup kita untuk hidup orang lain dan sekitar, yap seberapa besar kita menginspirasi mereka. Kebahagian ada pada hati yang bersih, lapang dan bersyukur dalam setiap penerimaan...:)”
“Kadang sebuah pencapaian kesuksesan itu punya standar yang berbeda, jangan terlalu terpaku dengan standar orang lain. Banyak orang yang akhirnya merasa terintimidasi dengan jalan sukses orang lain dan akhirnya terpuruk oleh sudut pandang orang lain untuk menggapai kesuksesannya. Lebih baik bijaksana bila kita memberi standar kesuksesan sendiri, tak perlu malu dengan lingkupnya, karena kesuksesan itu yang terpenting bukanlah besar kecilnya, namun bagaimana kita mensyukuri dan menghargai proses....”
“Berbahagialah orang yang berbakat menjalin persahabatan, karena hal itu merupakan salah satu karunia Tuhan yang terbaik.Menjalin persahabatan meliputi banyak kemampuan, terutama untuk tidak mementingkan diri sendiri dan untuk menghargai keluhuran jiwa serta daya tarik orang lain.”