“Bila dari dulu aku tahu sebuah tabrakan bisa mempertemukanku dengan wanita cantik sepertimu, aku tak akan mengemudi terlalu hati-hati.”
“Ah, sampai di sini, mungkin kau akan bertanya siapa diriku. Tapi apa perlunya kau tahu? Aku hanya bagian kecil dari cerita ini. Aku hanya seseorang yang berusaha mencatat sedikit kenangan agar tak hilang begitu saja ditelan zaman. Jika suatu peristiwa telah pergi, kau tahu, ia tak akan hilang begitu saja. Jika dulu ada tawa, gaungnya masih bisa masih bisa kau dengar di sana. Jika dulu ada air mata, kau masih bisa membasuhnya dengan tanganmu di sana, sekarang. Jika aku mati, kenangan itu akan hidup.”
“Andai Islam seperti sebuah bangunan usang yang hampir roboh,maka akan aku berjalan keseluruh dunia mencari jiwa-jiwa muda,aku tidak ingin mengutip dengan ramai bilangan mereka,tapi aku inginkan hati-hati yang ikhlas untuk membantuku dan bersama membina kembali bangunan usang itu menjadi sebuah bangunan yg tersergam indah.”
“Dulu kalau aku tak begitu, kini bagaimana aku?Dulu kalau aku tak di situ, kini di mana aku?Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku?Kini kalau aku di sini, kelak di mana aku?Tak tahu kelak ataupun duluCuma tahu kini aku beginiCuma tahu kini aku di siniDan kini aku melihatmu”
“Aku bisa merasakannya, dia orang yang sangat baik. Tetapi bila kau tanyakan padaku bagaimana aku bisa seyakin ini saat mengatakannya, sungguh aku pun tak tahu.”
“Namun pada saat itupun aku tahu bahwa setiap kali membuka sebuah buku, aku akan bisa memandang sepetak langit. Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru, aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan lebih luas.”