“Saya harap, saya selalu memiliki cukup keteguhan dan cukup kebajikan untuk memelihara gelar yang saya anggap paling mengagumkan, yaitu watak sebagai orang jujur.”
“Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?”
“Apa peduli saya bagaimana tampangnya? Saya cukup cantik untuk kami berdua, menurut saya! Semua luka ini hanya menunjukkan bahwa suami saya pemberani!..”
“Saya menulis untuk mencerahkan diri saya dan orang lain.”
“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki.”
“Tuhan, karuniailah saya ketabahan untuk menerima hal-hal yang tidak bisa saya ubah,Keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa saya ubah,Dan kebijaksanaan untuk membedakan keduanya.”