“Dalam keadaan terbatas-bata, kita bersua dengan mitos. Ia bagian yang dekat dengan bawah sadar kita -- ada harapan, ada kengerian -- yang meluncur ke publik, tumbuh, berkembang biak. Ia menyajikan ambiguitas.”
“Barangkali itulah mengapa kematian ada, aku menduga. Mengapa kita mengenal konsep berpisah dan bersua. Terkadang kita memang harus berpisah dengan diri kita sendiri; dengan proyeksi. Diri yang telah menjelma menjadi manusia yang kita cinta.”
“Selalu ada yang bisa mengerikan dalam hubungan kita dengan sejarah. Tapi pada saat yang sama, selalu ada yang membuat masa lalu berharga justru dalam kerapuhan manusia.”
“Bagaimanpun keadaan kita, kita selalu ada di tengah-tengah..Karna bila kita melihat ke atas, kita tidak akan bisa melihat ujungnya. Karena manusia tidak pernah puas dan selalu ingin lebih..Dan bila kita melihat ke bawah, pasti kitapun tidak akan pernah melihat ujungnya. Karna sesulit apapun keadaan kita pasti ada yang sedang lebih sulit dari kita.”
“Ada suatu saat kita tidak dapat memilih yang terbaik. Ada suatu saat di mana kita berbuat kesalahan, dan hidup dalam kenangan penuh penyesalan. Tapi saat ini, aku hanya ingin mengikuti kata hati - ke mana pun ia membawaku..”
“Seperti pohon...Di pokok kita masih satu, lantas kita berpisah di cabang. Ada yang ke kiri, ada yang ke kanan, ada yang terus ke atas, ada yang ke depan, ada yang ke belakang. Atau bilapun masih satu di cabang, kita nanti akan berpisah juga di ranting. Ke atas, ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang...Saat kita kecil dulu, kita masih satu, masih anak kecil. Lantas sedikit demi sedikit waktu kita bikin kita beda. Waktunya makin banyak, beda kita tambah banyak.Itulah kita.”