“Dia ada bukan karena dirinya sendiri. Dia ada karena kekuasaan yang ada dalam jabatannya. Dengan kata lain, dia hanya bayang bayang dari sesuatu yang lain. Dia tak punya substansi.”
“Kekuasaan menjadi tidak baik ketika dia dimenangkan kepada kekuatan lain yang ada. Kekuasaan menjadi kuat ketika disangga, ditopang banyak kekuasaan. Bukan disatukan.”
“Segala hal memiliki lawannya. Bukan musuh. Melainkan pasangan yang berkebalikan ... Dia yang tidak melihat bayang-bayangnya sendiri, dia tidak akan mendapatkan pembebasan.”
“Tuhan maha kuasa. Kalau Dia membatasi diri-Nya hanya dengan melakukan apa-apa yang baik, Dia tidak bisa disebut Maha Kuasa; itu berarti Dia hanya menguasai satu bagian alam semesta, dan ada orang lain yang lebih berkuasa daripada-Nya, yang mengawasi dan menilai tindakan-tindakan-Nya.”
“Dahulu dia selalu katakan apa yang dia pikirkan, tangiskan, apa yang ditanggungkan, teriakan ria kesukaan di dalam hati remaja. Kini dia harus diam- tak ada kuping sudi suaranya.”
“Tidak ada seorang pun yang bisa dikalahkan, sampai dia menyerah--DI DALAM PIKIRANNYA SENDIRI!”