“Kebahagiaan itu harus diperjuangkan, bukan dengan cara mengemis minta belas kasihan, rendah diri, dan pasrah nasib! Begitu nasihat Mamanya.”
“Menurut satu aliran pemikiran, jika seseorang menguasai satu keterampilan, dia telah menguasai seluruh ilmu. Ilmu bela diri bukan jurus-jurus belaka-- ilmu bela diri menyangkut kematangan jiwa. Jika seseorang mengolah jiwanya dengan sungguh-sungguh, orang itu mampu menguasai segala sesuatu, termasuk seni belajar dan pemerintahan. Dia memandang dunia apa adanya, dan sanggup menilai orang.”
“kini dia berusaha menerjemahkan cinta ke arah yang berbeda. Cinta yang mendahulukan kebahagiaan orang yang dikasihi, bukan cinta yang semata ingin memiliki. Sekalipun untuk itu, dia harus membayarnya dengan kesepian dan rasa kehilangan sepanjang hidupnya.”
“Adakalanya marah itu bukan marah, benci itu bukan benci. Hanya cinta yang diungkapkan dengan cara berbeda.”
“Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hati siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah konkret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh kebahagiaan hidup, menatap kesibukan sekitar, dan melewati kebahagiaan hidup, bersama keluarga tercinta.”
“Kepribadian kita buat hidup kita. Bukan buat memikat siapa-siapa. Saat kita nyaman dengan diri kita apa adanya, itu sexy dan keren.”