“Hati membutuhkan sesuatu yang menjaganya agar tetap kuat. Dan itu adalah iman dan ketaatan. Juga membutuhkan pemeliharaan dari gangguan yang membahayakannya yaitu dengan menjauhi dosa-dosa, maksiat dan berbagai hal penyimpangan. Perlu juga dihilangkan setiap hal yang rusak daripadanya. Dan hal itu dengan taubat nashuha dan memohon ampun kepada Dzat Yang Maha Mengampuni dosa-dosa.”

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

Explore This Quote Further

Quote by Ibnu Qayyim al-Jauziyyah: “Hati membutuhkan sesuatu yang menjaganya agar te… - Image 1

Similar quotes

“Hendaklah tukang-tukang cerita waspada terhadap hal-hal bohong dan hikayat-hikayat yang menyajikan perbuatan salah, atau yang tujuan baiknya tidak dapat difahamkan oleh umum. Atau, cerita itu merupakan satu pertarungan antara yang baik dengan buruk, lalu yang buruk mendapat pembelaan yang berlebihan sebelum dikalahkan oleh yang baik. Tanpa disedari, hal ini memberanikan orang berbuat dosa (Ihya' Ulumuddin).”


“Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah.”


“Kebodohan adalah penyakit, obatnya ilmu dan petunjuk. Kesesatan adalah penyakit, obatnya kebenaran.”


“Di dalam hati ada kekacauan yang tidak dapat ditertibkan kecuali datang kepada Allah Ada kotoran yang tidak dapat dihilangkan kecuali jinak kepada AllahAda kegelisahan yang tidak dapat tenang kecuali berkelompok karena Allah dan segera menuju kepada-Nya Ada api kesedihan yang tak dapat dipadamkan kecuali ridho akan keputusan dan perintah Allah dan tetap bersabar sampai berjumpa dengan-Nya Ada kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi kecuali harus mencintai dan kembali kepada-Nya, selalu mengingat-Nya dan benar-benar ikhlash. Seandainya dunia dan seluruh isinya diberikan maka niscaya kebutuhan tersebut tidak akan terpenuhi(Ibnul Qoyyim, Tarbiyah Jihadiyah 4)”


“Cobalah engkau beranjak dari kursi, pergilah ke cermin. Sejenak saja. Tataplah wajahmu, badanmu, pakaianmu, dan seluruh penampilanmu. Setidaknya engkau bisa menyadari satu hal saja: Bahwa potongan rambutmu yang seperti itu , jenis dan warna baju dan celanamu, juga seluruh benda yang menempel di badanmu-semuanya-adalah sesuatu yang engkau pilih sesuai dengan kesenanganmu.”


“Dunia, menurut Tuan, adalah sebuah model kartografi. Tuan dengan kalem dan konsisten berbicara tentang "ekstrem kiri" dan ekstrem kanan" dan sesuatu yang di tengah-tengah, tentang "barat" dan "timur", "utara" dan "selatan", "kafir" dan "beriman" dan "orang-orang yang ragu" dan sebagainya. Bagi Tuan dunia bisa digambar dengan jelas, bukan karena kita menyederhanakan soal, tetapi karena kita manusia, mau tak mau menyusunnya dalam konsep-konsep. Manusia adalah makhlkuk yang membentuk kategori. (dan) apakah bahasa sebenarnya, kalau bukan sesuatu yang terdiri dari konsep, pengelompokkan, dan penggolongan, karena ada kejelasan? Saya selalu kagum dengan semua itu. Tapi bagaiana dengan hal-hal yang acak, yang kebetulan, yang kecil-kecil yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori-kategori? (maka kita harus) rendah hati, menerima kehadiran dunia dengan segala keacakannya, kerumitannya yang tidak selamanya bisa takluk kepada imperialisme konseptual. Tapi, tentu kita pun bertanya, bagaimana dengan itu kita akan mengubah dunia?”