“Yang disebut sekolah-sekolah Islam di Inggris menyedot habis energi murid-muridnya dengan memaksa mereka membaca dan mengingat-ngingat ayat Al-Qur’an dalam bahasa Arab, yang maknanya tidak dimengerti oleh para murid maupun guru. Jika memang ada diskusi mengenai Islam, sang Imam (yang terkadang bahkan tidak bisa bahasa Inggris) bebas mendefinisikan Islam sesuai kehendaknya, dan siapa yang bisa membantah?”

Imran Ahmad

Explore This Quote Further

Quote by Imran Ahmad: “Yang disebut sekolah-sekolah Islam di Inggris me… - Image 1

Similar quotes

“Seharusnya Islam adalah sebuah agama bagi seluruh dunia, terlepas dari ras, bahasa maupun kebudayaan. Tidak masuk akal bahwa Tuhan mengharapkan semua orang di seluruh dunia untuk belajar membaca tulisan Arab, bukan?”


“Mereka mengira dengan melampiaskan dendam maka urusannya selesai. Nah, mereka keliru. Dengan cara itu bahkan mereka memulai urusan baru yang panjang dan lebih genting. Di dunia ini, Nak, tak ada sesuatu yang berdiri sendiri. Maksudku, tak suatu upaya apa pun yang bisa bebas dari akibat. Upaya baik berakibat baik, upaya buruk berakibat buruk.”


“Mereka yang disebut buta huruf (illiterate) di abad ke-21 bukanlah orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis, namun mereka yang tidak bisa belajar (learn), menanggalkan pelajaran sebelumnya (un-learn), dan belajar kembali (re-learn).”


“Jangan hanya mengenal Bahasa Inggris sebagai pengetahuan saja. Bahasa Inggris bukan hanya tentang nilai di sekolah, bukan hanya tentang Tenses atau bentuk waktu yang telah anda hapal, ia adalah alat untuk berkomunikasi. Sebanyak apapun kursus Bahasa Inggris yang anda ambil, seluas apapun pengetahuan anda tentang Bahasa Inggris atau secanggih apapun tutorial program Bahasa Inggris yang anda ikuti, jika anda takut mempraktekannya maka hasilnya nihil.”


“Bahasa Sansekerta, bagaimanapun kekunaannya, memiliki struktur yang menakjubkan; lebih sempurna daripada bahasa Yunani, lebih luas daripada bahasa Latin dan lebih halus dan berbudaya daripada keduanya, namun memiliki keterkaitan yang lebih erat pada keduanya, baik dalam bentuk akar kata-kata kerja maupun bentuk tatabahasa, yang tak mungkin terjadi hanya secara kebetulan; sangat eratlah keterkaitan ini, sehingga tak ada seorang ahli bahasa yang bisa meneliti ketiganya, tanpa percaya bahwa mereka muncul dari sumber yang sama, yang kemungkinan sudah tidak ada.”


“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.”