“Buku itu akan abadi, bersama dengan pesan yang disampaikan di dalamnya. Jadi semestinya, meskipun ragaku ini tidak akan abadi, aku bisa menulis untuk mengabadikan perasaanku padanya, bukan?”
“Mungkin seperti inilah yang disebut cinta. Sesakit apa pun ia menyakitimu, kamu tetap tidak akan bisa begitu saja menghapus perasaan itu dari hatimu.”
“Tapi aku tidak punya keberanian yang cukup untuk memperjuangkan cinta kita ||Cukup katakan padaku kalau kau masih menginginkan aku bersamamu. Cukup dengan menjadi alasan aku berjuang. Dengan begitu kamu telah berjuang bersamaku...”
“Bukankah sangat menyenangkan jika kau bisa menciptakan sebuah dunia dan mengajak orang lain untuk tinggal di dalamnya?”
“Aku ingin selalu menjadi yang pertama yang terlintas di benakmu setiap kali kamu mengalami masalah, meraih kesenangan, aku ingin jadi bagian dari hari-hari kamu. Aku ingin menjadi seseorang yang spesial di hatimu, the only exception.”
“Dan akan ia lakukan apapun untuk membuat wanita itu tetap tersenyum. Karena ia mengenal bahagia saat melihat wanita itu tertawa.”
“Waktu, membuatku tahu. Bahwa ada hal-hal yang terkadang abadi bersamanya. Berjalan beriringan, tanpa dapat ditinggalkan.”