“Mungkin Tuhan yang menginginkan kita merasakan luka putus cinta, karena mungkin bagi-Nya orang yang amat kita cintai bukanlah yang terindah dalam hidup kita”
“Cinta yang melindungi kita itulah yang hidup dalam dada kita. Bukan cinta yang hidup dalam dada orang lain!”
“Kenyataan terpahit dalam hidup adalah ketika melihat orang yang kita cintai terluka dan menangis karena kita. Dan kita tidak dapat melakukan apapun untuk mencegahnya.”
“Ertinya, Allah itu adalah penyebab yang mutlak kepada semua cinta manusia. Justifikasinya sangat jelas. Tidak boleh dinafikan lagi. Justeru jika ada sesuatu atau seseorang yang selain-Nya lebih kita cintai, maka itu menunjukkann kita salah dalam meletakkan cinta. Kita lari dari cinta yang besar kepada cinta yang kecil. Kita pinggirkan cinta yang agung kepada cinta yang kerdil.”
“Kita tahu, dalam hidup, biarpun ringkas selalu ada sesuatu yang mesti dilepas—mungkin tak ke arah yang lebih baik, mungkin ke bentuk yang lebih buruk. Dan apa yang “lebih baik” dan “lebih buruk” bagi suatu zaman tak pernah ditentukan oleh setiap orang .”
“...Sayangi dan cintailah dirimu apa adanya, karena yang paling penting dalam hidup ini adalah kemampuan seseorang untuk mencintai, karena mungkin itulah setitik keabadian yang bisa kita miliki...”